Posted by : Unknown Monday 9 March 2015

            “Akhirnya sampai.” Akupun langsung merebahkan diri diatas kasurku yang empuk. Tas pun aku taruh begitu saja diatas meja belajar dan pakaian seragam belum kuganti dengan pakaian santai. Entah mengapa hanya sekolah sampai jam 1 siang saja sudah kelelahan begini. Dan itu juga pulang cepat karena perkenalan sekolah di hari pertama. Bagaimana jika sudah belajar seperti biasa ? Dan katanya di Indonesia ini sistem belajarnya menggunakan sistem kurikulum yang waktu belajarnya hingga 10 jam perhari ? Ini karena aku harus pindah bersekolah khusus karena status Imbalance yang ku miliki jadi kami mulai tinggal disini dan pindah dari Amerika, merepotkan saja. Yasudahlah, nasi sudah menjadi bubur. Mungkin aku harus sedikit berolahraga dan menyesuaikan diri pada hari libur untuk membuat badan ku bugar kembali. Lalu ada suara orang mengetuk pintu kamarku.

“Crayl. Ini ibu, keluarlah dulu sebentar.”
“Iya” akupun keluar dan menemui ibuku diruang keluarga. Dia terlihat sangat rapi, pasti ibu ingin pergi dengan temannya.
“Ada apa bu ?”
“Ibu ingin pergi, kamu dan kakak jaga rumah ya. Kalo mau makan, diatas meja makan sudah ibu sediakan. Ganti baju mu, ibu sumpek ngeliat kamu masih make baju seragam didalam rumah, dan jangan lupa bereskan kamarmu yang seperti diterpa badai itu.”
“Biarkan saja bu. Suasana kamar seseorang itu mencerminkan kepribadian sang pemilik kamar. Crayl kan pemalas, cocok dengan kamarnya yang berantakan.” ucap kakakku yang sedang menonton TV
“Jadi begitu juga dengan kamarmu  ?”
“Tentu saja adikku yang pemalas. Kamar kakakmu ini sangat bersih dan teratur. Itu menandakan bahwa dia cantik, disiplin, penyayang, rajin dan sifat sifat baik lainnya.”
“Jangan lupa banyak barang yang tidak berguna seperti tumpukan kaset CD. Itu juga menandakan bahwa sang pemilik mempunyai banyak lemak yang tidak berguna !”
“Jadi kau meledek kumpulan koleksi CD Boyband Korea ku ???? Dan kau juga meledek berat badanku ?? Kau ingin berkelahi adik bodoh ?”
“Tentu saja. Badanmu kecil tapi beratnya bukan main !”
“Sudah sudah !!! Kalian berdua jangan berkelahi terus. Susah sekali untuk akur kalian ini. Sudah, ibu pergi dulu. Jika kalian masih saja berkelahi, tidak akan ada makan malam nanti !”
“Iya bu.”
“Iya.”
Ibu ku pun langsung pergi setelah mendengar kami mengatakan iya. Akupun langsung mengambil makan karena perutku sudah lapar sekali sejak daritadi. Setelah itu aku kembali ke ruang keluarga.
“Hei kak. Minggirlah aku ingin duduk disitu sambil menonton juga.”
“Mmmm..” gumamnya sambil memakan kue
“Lagi nonton apa ?”
“Nonton iklan. Kau ga lihat emang ?”
“Yang kumaksud itu sedang nonton acara apa ?”
“Lihat aja sendiri nanti.”
Setelah iklan selesai, acara TV yang sedang tayang ternyata Drama Korea : Boys After Flower.
“Drama korea lagi. Ga bosen emang nonton ini terus ?”
“Engga lah. Ngeliat Min ho Lee berakting itu keren dan ganteng banget. Emang ngeliatin adek pemalas yang bisanya cuman tidur dan main game doang.”
“Terserah aja.” Akupun tidak terlalu serius menanggapi perkataan kakakku yang menyebalkan itu.
Tidak lama kemudian, acara dipotong oleh berita.
“Pemirsa, pada siang tadi aksi pembegalan yang sedang marak kembali terjadi di daerah Tanggerang Selatan. Beruntungnya korban bisa melawan dan berteriak meminta tolong. Para warga disekitar pun langsung menyergap para pelaku dan menggagalkan aksi tersebut. 3 dari 4 pelaku pembegalan itu pun berhasil kabur dan satu sisanya dihajar massa. Karena para warga yang belum puas menghajar pelaku tersebut yang terus menerus meresahkan warga dengan aksi pembegalan, mereka pun membakar hidup hidup sang pelaku di jalan raya. Sekarang kasus ini pun sedang diusut dan diselidiki oleh petugas yang berwenang.”
“Wah, sadis juga ya orang orang disini. Kakak rasa terlalu berlebihan jika harus membunuhnya apalagi dengan cara dibakar seperti itu, terlalu anarkis. Kita kan manusia yang punya hukum. Bukannya hewan yang bebas memburu dan membunuh di alam liar.” Komentar kakakku setelah melihat berita tadi.
“Lalu harusnya bagaimana ?”
“Harusnya tidak perlu dibunuh. Cukup tangkap dan tunggu saja polisi sampai ke tempat kejadian. Nanti kan juga ditangkap dan disidang, lalu diberi hukuman deh sesuai kejahatannya.”
“Lalu kalau dia memberontak dan menyandera orang dan membunuhnya ? Bukannya hanya menambah korban saja ?”
“Hey hey adek jelek. Kurasa kau berpikir terlalu jauh.”
“Tapi itu tetap menjadi sebuah kemungkinan. Apalagi ini tentang pelaku kejahatan yang berani membunuh seperti pembegal tadi. Bisa saja dia nekat agar bisa bebas dari amukan warga.” Akupun menyelesaikan makan siangku lalu mencuci piringnya. Setelah itu akupun berjalan keluar untuk jalan jalan.
“Mau kemana ?” kakakku pun bertanya ketika aku membuka pintu depan.
“Jalan jalan sore saja.”
“Kau tega meninggalkan kakakmu yang imut dan tidak berdaya ini sendirian ? Bagaimana kalo ada orang jahat yang memasuki rumah ini lalu menculikku ? Aku takut ~~~~....” ucapnya dengan nada dan gaya yang imut.
“Tinggi mu memang sekitar 120 cm dan kauberpenampilan seperti anak SD. Tapi semua orang juga akan tahu kalo kau sudah seperti nenek nenek ketika melihat dan merasakan auramu.”
“Apa kau bilang ????!!! Dasar adik jelek !! Kejam !! Pema...” akupun menutup pintu’nya dan berjalan jalan untuk melihat daerah sekitar.
_________________________________________________________________________________
           “Paman aku pergi jalan jalan ya.” Akupun memakai sandalku dan berjalan keluar toko.
“Kau sudah membereskan kamarmu Sherly ?”
“Sudah paman. Pakaian sekolahku juga sudah kugantung untuk dipakai lagi besok.”
“PR sudah dikerjakan ?”
“Ini kan masih hari pertama paman, mana mungkin ada PR. Tadi saja hanya perkenalan.”
“Paman kan hanya mengingatkan saja. Yaudah hati hati dijalan dan jangan pulang terlalu malam. Nanti kamu tersesat.”
“Iya paman. Oh iya, aku boleh pinjam sepedanya ya paman ?”
“Yasudah pakai sana. Oh iya. Jika kamu pergi ke kanan, lurus terus sampai bertemu pertigaan lalu belok ke kiri. Disana ada taman yang cukup indah.”
“Oke, terima kasih paman.” Akupun langsung menaiki dan mengayuh sepeda ke tempat yang paman sarankan tadi.
Tepat seminggu aku datang ke Jakarta dan tinggal dirumah pamanku yang membuka toko bunga disini. Aku pindah dikarenakan aku harus masuk ke sekolah khusus imbalance sesuai dengan peraturan yang dikeluarkan PBB agar para penderita Imbalance harus sekolah ditempat yang sudah disediakan oleh pemerintah dunia demi keamanan. Dan dalam seminggu semenjak aku datang kesini aku belum pernah melihat daerah disekitar tempat aku tinggal sekarang dikarenakan aku sibuk menata ruang kamarku dan mengurus administrasi sekolah serta kepindahanku disini. Dan baru sekaranglah aku sempat untuk berjalan jalan. Menurut papa dan mama serta paman, kalo orang orang Indonesia itu ramah ramah dan murah senyum. Aku harap aku bisa punya teman yang baik disini.
“Ah itu dia pertigaannya. Kata paman tadi belok kiri.” Akupun belok ke kiri. Ternyata ada orang yang sedang jongkok didepanku dan akupun tidak melihatnya.
“Bruuuk.....!!” orang itu pun jatuh menyungsap kedepan. Aku pun langsung menstandarkan sepedaku dan membantunya berdiri sambil meminta maaf.
“M-m-mmaafkan aku. A-aku tidak sengaja. Aku tidak melihat anda disana tadi. Maafkan aku.” Aku pun menundukkan kepalaku karena takut melihat wajah marah orang yang aku tabrak tadi.
“Aduh, sakit. Iya gpp, itu juga salahku karena jongkok ditengah jalan. Loh ?? Sherly ??”
“Eh ?” Akupun mengangkat kepalaku. “C-crayl ? Maafkan aku crayl, aku tadi tidak melihat kau sedang jongkok dijalan.”
“Kan sudah kubilang gpp. Tadi uangku jatuh dan aku sulit mengambilnya, akhirnya aku jongkok untuk mengambilnya”
“Ja-jadi begitu”
“Ngomong ngomong kau mau kemana naik sepeda sore sore gini ?”
“A-aku hanya jalan-jalan melihat daerah disekitar tempat tinggalku.”
“Jadi kamu tinggal disekitar sini juga ? Kalo begitu sama denganku.”
“E-ehehehehe”
“Kamu kelihatannya gugup. Ada apa ?”
“Ti-tidak apa apa” aku tidak bisa bilang kalo aku gugup karena aku malu dan tidak biasa bicara berdua saja dengan laki laki.
“Yaudah kalo begitu. Oh iya, Mau jalan jalan bersama ?” Bagaimana ini ??? Aku belum pernah berjalan jalan dengan  laki laki selain saudara atau ayahku sendiri. Apalagi kami hanya berdua, aduh.. bagaimana ini ?? Aku bingung dan pusing.
“Hei sherly ? Kau tidak mau ? Baiklah aku pergi dulu kalau begitu. Bye”
Ah tidak aku terlalu banyak berpikir. Crayl akan pergi, aku harus mengiyakan ajakannya. Aku sudah SMA, aku harus belajar untuk dewasa dan mulai berhenti menjadi pemalu seperti ini agar bisa punya teman disini. Ayo sherly kamu bisa !!
“T-tunggu Crayl. A-aku ikut.” Akupun memberanikan diri memanggil Crayl.
“Hm ? Kalo begitu ayo.” Kami pun berjalan bersama. Sepeda yang tadinya kukendarai aku tuntun karena aku tidak enak dengan Crayl.
“Jadi kau tinggal disekitar sini ?”
“I-iya, aku tinggal bersama pamanku. Dia membuka toko bunga dirumahnya.”
“Toko bunga ? Sepertinya aku pernah lihat. Tapi aku kira kau tinggal di apartemen yang disediakan sekolah.”
“Aku menolaknya karena aku dan orang tua ku takut terjadi sesuatu jika hidup sendiri. Untung saja ada pamanku yang tinggal di Jakarta jadi aku tinggal bersamanya. La-lalu bagaimana denganmu ?”
“Aku senang saja tinggal sendiri di apartemen itu tapi kakekku menyuruh kami semua pindah ke sini. Lalu orang tua ku pun yang menolaknya, akhirnya kami sekeluarga pindah dan membeli rumah disini.”
“Enaknya pindah sekeluarga.”
“Siapa bilang enak ? Kau belum bertemu saja dengan keluargaku, mereka semua merepotkan apalagi kakakku. Memangnya keluarga mu tidak ikut pindah ke Indonesia ?”
“Tidak. Orang tua ku tidak bisa meninggalkan pekerjaannya dan aku tidak punya kakak ataupun adik jadi hanya sendiri disini.” Setelah lama berjalan dan mengobrol akhirnya kami sampai ditaman yang pamanku bilang.
“Aku baru tahu kalo ada taman didekat sini.”
“Pamanku tadi memberitahuku tentang taman ini. Ayo kita masuk dan lihat lihat.”
“Baiklah.”
Kamipun masuk dan berjalan jalan disekitar taman itu. Banyak orang dan anak anak kecil disini. Ada yg bermain, berjalan jalan, olahraga dan sekedar lewat. Bunga bunga disini juga sangat indah dan terawat, Pohon pohonnya pun rindang dan membuat suasana ditaman ini sangat sejuk dan nyaman. Benar benar tempat yang pas untuk bersantai dan rekreasi. Kamipun duduk disebuah bangku taman dibawah salah satu pohon yang sangat lebat dan cukup besar.
Tiba tiba ada sebuah bola yang menggelinding kearahku dan menyentuh kakiku.
“Ah ! Bolaku, tunggu !” ada anak kecil yang mengejar bola ini. Akupun mengambil bola itu dan memberikannya kepada anak kecil itu.
“Ini adik kecil. Lain kali mainnya hati hati ya.”
“Iya kakak” diapun mengambilnya lalu pergi bermain lagi.
“Ternyata kau orang yang cukup ramah. Lalu kenapa kau tadi gugup saat bertemu denganku ?”
“E-eh ? Ka-karena aku tidak biasa bicara dengan anak laki laki lain.”
“Tapi disekolah tadi kau cukup akrab bicara dengan Agung dan Yusuf.”
“Disekolah tadi kan ada banyak orang. I-ini hanya kita berdua.”
“Aku rasa bukan masalah hanya berdua atau banyak orang.”
“A-aku baru pertama kali ini berdua saja dengan anak laki laki yang bukan saudaraku.”
“Aku juga belum pernah sebelumnya tapi aku biasa saja. Atau kau suka padaku hingga secanggung ini ?” Crayl pun melihat ke arahku.
“T-tidak ! B-bukan itu !”
“Lalu ?”
“Eng... em..” akupun bingung mau bicara apa.
“Gpp kalau kau tidak mau cerita. Semua orang punya rahasia dan masalahnya sendiri sendiri. Tapi jika tidak bisa menahan masalah itu dan dibiarkan terlalu lama itu tidak baik. Jika seperti itu lebih baik diceritakan dan minta nasihat kepada orang lain.”
Apa yang dibilang Crayl benar. Aku tidak bisa begini terus, aku harus coba cerita. Tapi aku takut dia menertawaiku.
“Se-sebenernya.” Aduh bagaimana ini, aku takut.
“Kau mungkin sudah tahu kalau aku ini orang yang pemalu dan ceroboh. Disetiap aku melakukan sesuatu pasti ada yg salah. Seperti tadi aku menabrakmu dijalan tadi.”
“Sudah kubilang tadi itu salahku karena jongkok dijalan tadi.”
“Tapi tetap saja salahku juga. Andai saja aku lebih berhati hati dan memperhatikan, pasti aku bisa mengerem’nya dan tidak menabrakmu. Karena itulah aku selalu takut jika berjalan atau berkenalan dengan orang lain, aku pasti akan bertingkah ceroboh didepannya. Bahkan bisa saja karena aku ceroboh aku melukai dan membuat malu orang itu.” Apa yang kau lakukan sherly ? aku tanpa sengaja telah menceritakannya pada Crayl. Aku benar benar malu. Aku siap ditertawakan olehnya.
“Jadi begitu ? Kurasa kau terlalu  memikirkannya.”
“Maksudmu ?”
“Iya, kurasa kau terlalu memikirkan itu. Ada suatu pepatah bilang ‘We are what we think’ artinya Kita adalah apa yang kita pikirkan. Jika kau berpikir bahwa kau ceroboh atau sejenisnya maka kau akan benar benar melakukan hal yang ceroboh. Kau harus berpikir positif atau kau harus berhenti berpikir bahwa kau ceroboh. Maka kau akan berhenti bertingkah ceroboh dan akan lebih berhati hati.”
“Begitu ya? Lalu Crayl sendiri ? Apa yang kamu pikirkan ?”
“Aku hanya berpikir bahwa aku cukup mengikuti alur kehidupanku dan percaya bahwa itu akan membawaku menuju hal yang positif. Terbukti, aku bertemu denganmu pada sore ini dan membantu mu mengatasi perasaan malu dan cerobohmu. Aku rasa itu sebuah hal yang positif.” Crayl benar benar mengagumkan. Semua yang dia katakan kurasa ada benarnya. Tapi ketika aku melihat Crayl, wajahnya menunjukkan raut muka yang sedih.
“Baiklah ! Mulai sekarang aku akan berhenti berpikir menjadi pemalu dan ceroboh.” Aku pun berdiri dan mengepalkan kedua tanganku dengan semangat.
“Berjuanglah Sherly” Crayl pun tersenyum kearahku.
“Terima kasih Crayl.” Akupun membalas senyumannya juga.
“Kurasa ini sudah sore, lebih baik kita pulang sebelum tambah gelap.”
“Oke.” Saat aku ingin berjalan untuk mengambil sepedaku ternyata sandal sebelah kiri yang kupakai pun putus dan akupun terjatuh. “Bruk...!!!”
“Sherly ! Kau tidak apa apa kan ?”
“Hueee sandalku putus. Baru saja aku berpikir positif.”
“Ini kan baru permulaan. Jangan langsung putus asa, semangatlah.” Crayl pun membantuku berdiri.
Aku menaruh sandalku dikeranjang sepeda dan terpaksa menaiki sepeda sementara Craylpun berjalan dan menyesuaikan kecepatan berjalannya dengan sepedaku. Tak lama kemudian kamipun sampai di pertigaan tempat aku menabrak Crayl tadi.
“Kau belok kanan ?”
“Iya. Crayl juga kan ?”
“Tidak, aku lurus. Rumahku sudah dekat.”
“Begitu ya. Terima kasih mau menemaniku jalan jalan sore ini serta nasihatnya. Dan maaf soal tabrakan tadi.”
“Sama sama, yang itu tidak perlu dipikirkan. Ingat pesanku tadi ditaman, oke ?”
“Oke”
“Sampai jumpa besok disekolah.”
“Sampai jumpa.” Kamipun berpisah dipertigaan itu. Akupun merasa senang karena aku bisa mempunyai teman seperti Crayl. Akupun tidak sabar bertemu dan mengobrol dengan teman teman yang lain disekolah tanpa rasa malu dan canggung seperti yang dinasihatkan Crayl.

To be Continued




Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © 2013 Imbalance - Shiroi - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan - Redesigned by Beldek Putro -